Apakah Benar Kandungan Hydroquinone Berbahaya Untuk Kulit?
Dalam sebuah videonya, dr. Richard Lee mengungkapkan bahwa penggunaan Hydroquinone masih diperbolehkan pada beberapa kasus kulit tertentu. Tapi tentu saja, tidak sembarangan ya girls! Di Indonesia sendiri, kandungan Hydroquinone yang diperbolehkan hanya dalam konsentrasi kecil, yakni 2 - 5% saja, itupun harus dibawah pengawasan dokter dan disesuaikan dengan keluhan kulit pasien tersebut.
Hal yang membuat kandungan Hydroquinone ini berbahaya adalah karena sifatnya yang membuat ketergantungan girls. Meski awalnya kandungan Hydroquinone yang dipakai hanya sedikit, sifat ketergantungan tersebut akan membuat penggunanya ingin terus meningkatkan konsentrasi Hydroquinone supaya kulitnya selalu terlihat cerah dan glowing.
Dalam jangka waktu tertentu, penggunaan kandungan ini mungkin tak membawa efek negatif, justru kulit akan terlihat cerah, bersinar dan glowing seperti dambaan kebanyakan perempuan pada umumnya. Tapi kalau pemakaiannya diteruskan, kandungan ini akan menimbulkan ochronosis atau penumpukan pigmen di dalam kulit. Kondisi kulit ini bikin warna kulit berubah menjadi kehitaman, atau bahkan belang kebiruan dan sangat sulit untuk diobati.

Tapi, untuk lepas dari pengaruh Hydroquinone pun bukan suatu hal yang mudah girls. dr Richard Lee menyebutkan bahwa ketika berhenti menggunakan skincare yang ada kandungan Hydroquinone-nya, kulit akan menimbulkan reaksi breakout terlebih dahulu. Reaksi yang biasanya muncul adalah kulit jadi berjerawat, bruntusan, iritasi atau kemerahan. Tapi, tahap berhenti menggunakan Hydroquinone sudah menjadi sebuah langkah yang bagus dan tepat dibanding terus melanjutkan penggunaanya dan mendapat efek negatif yang lebih besar. Setelah masa breakout dan pegantian sel kulit selesai, kulit akan kembali sehat seperti sedia kala. Pada umumnya, masa breakout ini akan terjadi sekitar 1 - 3 bulan lamanya.